Minggu, 26 Mei 2013

Tonsilitis


Tonsilitis (Radang Amandel)
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel). Tonsilitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

GEJALA
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan yang semakin parah jika penderita menelan. Nyeri seringkali dirasakan di telinga karena tenggorokan dan telinga memiliki persarafan yang sama. Anak-anak yang lebih kecil biasanya tidak mengeluhkan tenggorokannya nyeri, tetapi mereka tidak mau makan. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala dan muntah.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokuks atau infeksi virus (lebih jarang). Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak tenggorokan). Tonsil berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.
Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis. Infeksi juga bisa terjadi di tenggorokan dan daerah sekitarnya, menyebabkan faringitis.

PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 10 hari. Jika anak mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika:
- tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 2 tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 3 tahun
- tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Berikut ini beberapa contoh ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk radang amandel (tonsilitis) :
  1. Bubuk sambiloto sebanyak 3 - 4,5 gram diseduh dengan 200 cc air panas, tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk, lalu diminum hangat-hangat. Atau 30 gram sambiloto segar/15 gram yang kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya ditambahkan 200 cc jus buah nanas, diaduk, lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali minum 200 cc. (untuk tonsilitis akut) 
  2. 2 buah mengkudu/pace matang + 20 gram kunyit, dicuci dan dihaluskan, disaring dan diambil airnya, tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis, dan 1 sendok makan madu, diaduk, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. (untuk tonsilitis akut). 
  3. 30 gram benalu jeruk nipis atau benalu teh + 30 gram temu putih + 10 gram sambiloto kering + 20 gram kunyit, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc. (Untuk tonsilitis kronis dengan pembesaran tonsil yang agak besar). 
  4. 10 lembar daun cocor bebek dihaluskan atau dijus, airnya digunakan untuk berkumur di tenggorokan. Lakukan 2-3 kali sehari. 
  5. 30-60 gram akar kembang pukul empat dijus, airnya digunakan untuk berkumur di tenggorokan, lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.

PENCEGAHAN
1. Diusahakan untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
2. Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
3. Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari. - Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
4. Diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.


Tonsilitis akut merupakan infeksi tonsil akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan dan gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat yang radang akut. Sering kali peradangan juga mengenai dinding faring sehingga disebut juga tonsilofaringitis akut.

Penyebab
Penyebab tersering tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang-kadang ditemukan sebagai penyebab tonsilitis akut.
Tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklan membran. Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman-kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati.


Tanda dan gejala 
Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang-kadang pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau.
Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah :
  • Sering terjadi gangguan menelan ( disfagia) sehingga terjadi regurgitasi.
  • Resonator suara terganggu sehingga terjadi rinolalia
  • Demam yang tinggi.
  • Kadang-kadang ditemukan trismus dan hipersalivasi
  • Tenggorokan terasa kering
  • Nyeri makin hebat saat menelan
  • Nyeri menjalar ke telinga (referred pain)
  • Nyeri kepala
  • badan l
  • Selera makan berkurang
Diagnosis Tonsilitis Akut
Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok. Kemudian berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan. Makin lama rasa nyeri ini semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia) tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).
Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut. Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut berbau busuk (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).
Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Ismus fausium tampak menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.
Pemeriksaan:
1. Bau mulut (foetor ex ore)
2. Suara terdengar seperti mulut terisi makanan panas
    (plumming voice)
3. Banyak meludah (ptialismus)
4. Tonsil merah dan bengkak dengan detritus pada permukaan
5. Palatum mole, pilar anterior, dan pilar posterior udem
    dan hiperemi.
6. Kelenjar limfe jugulodigrastikus dapat membesar
    dan nyeri tekan.
Tonsilitis akut terdiri dari 2 bentuk yaitu :
  • Tonsilitis lakunaris
    •  
      • Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran bercak-bercak.
      • Tonsilitis folikularis
      • Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran yang berbintik-bintik.

Perbedaan tonsilitis bentuk akut, eksaserbasi akut dan kronik :
    • Akut
      Tonsil hiperemis dan edema
      Kripti tidak melebar
      Destruitus +/-
      Perlengketan –
    •  Kronik
      Tonsil membesar/mengecil tidak hiperemis
      Kripti melebar
      Destruitus +
      Perlengketan
Kronik eksaserbasi akut
Tonsil hiperemis dan edema
Kripti melebar
Destruitus +
Perlengketan
Pengobatan
Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan makanan yang bergizi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan.
Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk menyegarkan badan.
Penyebab karena virus tidak perlu antibiotika karena akan sembuh sendiri dalam 5-7 hari. Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin. Kadang-kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.
Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang-kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat.
  1. Tonsilitis akut.
    Antibiotik, analgesik, dan obat kumuR
  2. Tonsilitis kronik eksaserbasi.
    Penyembuhan radang, kemudian dilakukan tonsilektomi 2-6 minggu setelah peradangan tenang.
  3. Tonsilitis kronik
    Bila tidak mengganggu tidak ada pengobatan khusus

Komplikasi

Komplikasi:

 Lokal
    1. Abses peritonsil atau infiltrat peritonsil
    2. Abses parafaring
    3. Limfadenitis servikal supuratif
    4. Otitis media akut, terutama pada anak-anak
 Sistemik
    Bila penyebabnya streptokokus beta hemolitikus dapat terjadi:
    1. Pada ginjal: nefritis, glomerulonefritis
    2. Pada sendi: artritis
    3. Pada jantung: endokarditis
    4. Mata: iridosiklitis
  • Komplikasi jangka pendek : dapat terjadi infiltrasi peritonsiler, abses peritonsiler, otitis media, limfedenitis regional, rinitis kronik dan sinusitis
  • Komplikasi jangka panjang  : meningitis, endokarditis, pleuritis, miositis, sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan glomerulusnefritis, dan rematoid artritis.

Komplikasi Tonsilitis Akut
Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).

Kapan harus dioperasi
  • Tonsilitis berulang-ulang dengan interval pendek.
  • Merupakan indikasi khusus untuk anak ( tonsilitis rekuren ) yang kambuh lebih dari 3 kali.
  • Obstruksi mekanik oleh tonsil yang hipertropy.
  • Tonsilitis hipertropy yang menyebabkan obstruksi sehingga terjadi gangguan menelan, dan penurunan berat badan, hiperplasia setelah infeksi mononukleosis dan riwayat demam reuma dengan gangguan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis kronik yang sukar diatasi dengan antibiotik.
  • Tonsil sebagai fokal infeksi.
  • Abses peritonsiler
  • Rinitis berulang
  • Otitis media peritonsiler
TIDAK HARUS DILAKUKAN OPERASI, BILA
  • Radang akut tonsil.
  • Demam, albuminuria.
  • Penyakit paru-paru
  • Penyakit darah.
  • Hipertensi.
  • Poliomielitis epidemik.
 tonsilitis kronis
Etiologi tonsilitis kronis.
Tonsilitis kronis disebabkan oleh kuman yang bukan penyebab tonsilitis akut (bakteri gram positif). Namun kadang-kadang bakteri gram positif ini berubah menjadi bakteri gram negatif. Faktor predisposisi tonsilitis kronis antara lain rangsangan kronis rokok, makanan tertentu, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
Patologi tonsilitis kronis. Radang berulang akan mengikis epitel mukosa tonsil dan jaringan limfoid. Selama proses penyembuhan, jaringan limfoid akan terganti oleh jaringan parut yang akan mengkerut sehingga melebarkan kripti yang terisi oleh detritus. Bila keadaan ini (proses radang) terus berlangsung maka dapat menembus kapsul tonsil sehingga melekatkan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Anak disertai oleh pembesaran kelenjar submandibula.
Gejala & tanda tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis memiliki tanda berupa pembesaran tonsil yang permukaannya tidak rata, pelebaran kriptus, dan sebagian kripti terisi oleh detritus. Gejala tonsilitis kronis berupa tenggorok rasa mengganjal & kering dan napas berbau.
Terapi tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis dapat diatasi dengan menjaga higiene mulut, obat kumur, obat hisap, dan tonsilektomi.
Indikasi tonsilektomi :
  • Infeksi berulang & kronis.
  • Terjadi gejala sumbatan.
  • Curiga neoplasma : tumor jinak & tumor ganas ?
  • Infeksi berulang dan kronis yang menjadi indikasi tonsilektomi antara lain :
I
  • nfeksi telinga tengah yang berulang.
  • Rinitis & sinusitis kronis.
  • Abses peritonsil & abses kelenjar limfe leher berulang.
  • Tonsilitis kronis dengan nyeri tenggorok yang menetap dan napas berbau.
  • Tonsil sebagai fokal infeksi dari organ lain.
Gejala sumbatan sebagai indikasi tonsilektomi antara lain :
  • Sumbatan jalan napas akibat hiperplasia tonsil.
  • Sleep apnea.
  • Gangguan menelan dan berbicara.
  • Cor pulmonale.
Komplikasi tonsilitis kronis. Gangguan tonsilitis kronis dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi melalui perkontinuitatum, hematogen atau limfogen. Penyebaran perkontinuitatum dapat menimbulkan rinitis kronis, sinusitis, dan otitis media. Penyebaran hematogen atau limfogen dapat menyebabkan endokarditis, artritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, urtikaria, furunkulosis, dan pruritus.


1 komentar: